Selasa, 13 April 2010
KEKERASAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Semakin maraknya tindak kekerasan dalam dunia pendidikan membuat seluruh elemen masyarakat menjadi resah dan gelisah. Bagaimana tidak, tindakan tersebut telah menelan korban yang tidak sedikit. Tindak kekerasan dalam dunia pendidikan yang akhir-akhir ini gencar dibicarakan dalam masyarakat adalah kasus tindak kekerasan yang terjadi di kampus IPDN.
Tindak kekerasan terhadap para calon pamong praja di Institut Pemerintahan Dalam Negeri IPDN bagaikan fenomena gunung es yang menggerogoti dunia pendidikan kita. Kematian CLIF MUNTU, praja asal Sulawesi Utara, pun bukan satu-satunya korban kekerasan dalam lembaga ini.
Menurut Jack D. Douglas dan Frances Chalut Waksler, istilah kekerasaan (violence) dipakai untuk menggambarkan tindakan atau perilaku, baik secara terbuka (over) maupun tertutup (covert) dan baik yang sifatnya menyerang (offensive) maupun bertahan (defensive), yang diikuti dengan penggunaan kekuatan fisik terhadap orang lain.
Dari definisi di atas, kita dapat menarik beberapa indikator kekerasan: pertama, kekerasan terbuka, yaitu kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang dapat dilihat dan diamati secara langsung, seperti perkelahian, tawuran, bentrokan massa, dan yang berkaitan dengan tindakan fisik lainnya. Kedua, kekerasan tertutup, yaitu kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain secara tersembunyi, seperti mengancam dan intimidasi. Ketiga, kekerasan agresif, yaitu kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain dengan tujuan mendapatkan seseuatu, seperti perampokan, pemerkosaan, dll.
Ketiga indikator kekerasan di atas selalu menjadi langganan dalam dunia pendidikan kita saat ini. Kekerasan tidak pernah diinginkan oleh siapapun, apalagi di lembaga pendidikan yang sepatutnya menyelesaikan masalah secara edukatif. Namun tak bisa dihindari, di lembaga ini ternyata masih sering terjadi tindakan yang sifatnya destruktif.
Dalam melihat fenomena ini, terdapat beberapa analisa yang dapat diajukan untuk mencermati pemicu terjadinya kekerasan dalam dunia pendidikan. Pertama, kekerasan dalam dunia pendidikan muncul akibat adanya pelanggaran yang disertai dengan hukuman terutama berupa hukuman fisik. Kedua, kekerasan dalam dunia pendidikan bisa terjadi akibat buruknya sistem dan kebijakan dunia pendidikan yang berlaku.
Substansi kurikulum dunia pendidikan di negeri ini ternyata lebih mengandalkan kemampuan aspek kognitif dan mengabaikan aspek pendidikan yang efektif sehingga proses humanisasi dalam pendidikan menjadi sesuatu yang jauh dari harapan. Ketiga, kekerasan dalam pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dan tayangan media massa yang sarat dengan aksi-aksi kekerasan. Keempat, kekerasan dalam pendidikan merupakan cerminan dalam perkembangan kehidupan masyarakat kita yang mengalami transformasi begitu cepat sehingga membuka ruang bagi timbulnya sikap instant solution. Kelima, kekerasan dalam pendidikan dipengaruhi oleh latar belakang sosial-ekonomi pelaku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar